Serigala Sering Melolong karena Temannya Pergi
TEMPO.CO, Vienna - Serigala merupakan hewan mamalia yang kerap melolong panjang. Berdasarkan temuan Friederike Range, penelitian dari University of Veterinary Medicine Vienna, Austria, serigala meraung lebih sering ketika ada teman dekat atau anggota yang dominan dalam kelompok pergi jauh. Temuan itu didapat ketika ilmuwan membawa jalan-jalan salah satu serigala ke hutan.
"Serigala dikenal sebagai makhluk sosial yang menekankan pentingnya membangun hubungan antar-mereka," tulis temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology. "Lolongan serigala itu juga dapat dijelaskan oleh faktor sosial, dari pada faktor psikologis seperti tingkat stres."
Menurut Range, kawanan serigala berkomunikasi satu sama lain melalui lolongan untuk menunjukkan seberapa penting peran mereka dalam kelompok. "Awalnya kami tidak tahu bila ada perbedaan tentang seberapa sering serigala melolong berdasarkan tingkat kedekatan hubungan mereka," kata Range. "Ternyata jumlah lolongan pun ditentukan oleh kualitas hubungan. Perbedaan lolongan juga menunjukkan seberapa dekat mereka dengan serigala yang pergi."
Cara serigala memanggil kawanannya telah lama membuat peneliti terpesona. Karena keunikan lolongan mereka membuatnya dikenal serigala di alam liar. Simon Townsend, peneliti dari University of Zurich, Swiss, mengatakan, serigala bisa menggunakan lolongannya sebagai bagian dari strategi untuk melakukan kontak dengan individu dominan atau sesamanya yang telah pergi.
"Serigala nampaknya melolong lebih sering ketika ada individu yang dominan pergi karena individu itu memainkan peran penting dalam kehidupan serigala," ujar Simon Townsend. Pada saat individu yang dominan itu pergi meninggalkan kelompoknya, serigala yang lain mencoba untuk memulai kembali hubungan, sama seperti sebuah persahabatan.
Penelitian ini dilakukan oleh tim dengan membagi dua kelompok sembilan serigala dari Austria's Wolf Science Center, lalu peneliti mengamati perilaku serigala ketika mereka dipisahkan. Beberapa serigala sengaja dibawa ke luar area tapi tidak terlalu jauh dari kawanan, ternyata kelompok yang lain tidak melolong.
Tim melakukan penelitian di dalam sebuah penangkaran yang memungkinkan tim mengukur pengaruh fisiologis stress mereka dengan menganalisis tingkat hormon kortisol dalam air liur serigala. "Awalnya kami mengira tingkat kartisol akan meningkat ketika serigala-serigala itu stres saat ditinggalkan oleh temannya, tapi yang kami temukan ternyata hormon kartisol tidak berkaitan dengan variasi dalam perilaku melolong," kata Townsend.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar